What's Up.......!!!

hallo semua... selamat datang di blog gue. Bukan blog biasa yang isinya pasti (mungkin) bisa ngerubah hidup lo seutuhnya.
yawdah deh met menikmati aja hidangan yang udah gue sajiin bwt lo smua.....
NB: Maaf ye klo masih berantakan ^^

30 Agustus 2009

GANYANG MALAYSIA!!


Inilah kalimat yang sering kita dengar di media akhir-akhir ini. Dengan semangat nasionalisme yang membara, kita sebagai bangsa Indonesia siap berkorban sampai titik darah penghabisan demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI yang tercinta. Bagi sebagian orng, mungkin pernyataan ini sangatlah berlebihan. Namun, setelah apa yang telah bangsa kita alami dan apa yang telah bangsa kita terima karena kejadian tersebut, menjadi hal yang sangat wajar jika tindakan seperti itu harus dilakukan oleh bangsa Indonesia demi menjaga keutuhan bangsa.
Bagaiman tidak, negara tetangga yang selama ini dianggap sebagai saudara kita, Malaysia, tega menginjak-injak bahkan melecehkan harkat dan martabat Indonesia. Aksi Malaysia ini bukan hanya terjadi baru-baru ini saja, sejak zaman Bung Karno pun Malaysia sudah mulai nampak menunjukkan rasa ketidaksukaannya terhadap Indonesia. Aksi yng dikenal dengan "Ganjang Malaysia"(baca: ganyang Malaysia) pun mulai dikobarkan sebagai bentuk perlawanan bangsa kita terhadap Malaysia. Namun sayangnya, semangat Bung Karno yang sangat menjunjung tinggi nasionalisme itu, rupanya tidak mampu diteruskan oleh para pemimpin kita saat ini. Bahkan setelah zaman orde baru berakhir, harga diri bangsa ini semakin diinjak-injak oleh ketamakan dan kerakusan negeri jiran tersebut.

Dimulai dari masalah TKI yang setiap harinya dijadikan permainan oleh rakyat Malaysia, tidak henti-hentinya rakyat di sana memperlakukan warga kita dengan cara yang tidak manusiawi.
Bahkan pemerintah di sana seakan hanya diam saja dan mendukung aksi sadis yang dilakukan oleh sebagian rakyatnya. Begitu pula dengan para aparat kepolisian di sana, sama kejamnya, bahkan lebih sadis. Beredarnya video yang memperlihatkan bagaimana brutalnya aparat menyiksa seseorang yang diduga TKI, membuat rakyat Indonesia semakin panas.

Beda lagi dengan masalah perbatasan. Malaysia dengan rasa tak bersalah, telah berulang kali melanggar perbatasan yang merupakan wilayah kedaulatan NKRI. Dimulai dari lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan yang merupakan bagian dari wilayah Indonesia. Lalu, kasus Ambalat yang sampai saat ini masih menjadi bola panas bagi kedua negara. Beratus-ratus kali, negeri jiran tersebut dengan sengaja melanggar tapal batas negara tersebut. Dengan entengnya seribu alasan telah mereka berikan untuk menjatuhkan harga diri bangsa. Pemerintah Indonesia pun berulang-ulang kali memberikan mereka kesempatan yang sama dengan tidak bertindak tegas terhadap apa yang dilakukan oleh mereka. Pemerintah seakan dibius oleh kata maaf yang sering kali mereka ucapkan tanpa adanya perubahan yang berarti.

Satu lagi yang paling heboh adalah soal kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang diklaim sebagai kebudayaan mereka. Antara lain reog ponorogo, angklung, batik, wayang, tari pendet, lagu rasa sayange bahkan sampai es cendol pun diakuinya sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Maling, maling... memang pantas negara itu disebut. Bagaimana tidak, semua yang jelas-jelas kebudayaan kita telah dirampas, direbut, diambil semena-mena oleh negara "tetangga" tersebut. Dengan dasar negara serumpun, seolah menjadi alasan yang kuat bagi mereka untuk membela diri. Namun kita sebagai bangsa yang besar dan mempunyai harga diri di mata dunia, sudah sepantasnya mengangkat senjata dan mengacungkan badik, pertanda rakyat Indonesia tidak bisa diinjak, tidak bisa dilecehkan begitu saja oleh negara yang notabene umurnya jauh lebih tua dan lebih matang dari Indonesia.

Ini bukan provokasi bung! Ini adalah bentuk rasa nasionalisme kami terhadap NKRI. Jadi jangan salahkan kami kalau kami bertindak lebih dari ini.

Untuk pemerintah, tegaslah! Jangan sampai negara ini hancur dan terpecah belah akibat ulah dari negara tersebut. jangan sampai, negara yang susah payah mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah selama lebih dari 3,5 abad, kalah dari negara yang hanya mendapat kemerdekaan secara cuma-cuma alias gratis tanpa perjuangan yang lebih berarti.

Lagu Indonesia Raya dilecehkan, lagu Terang Bulan diambil untuk menjadi lagu kebengsaan mereka, kebudayaan lain pun ikut dicuri. Dasar negara yang yang tidak mempunyai kebudayaan dan jati diri, hanya bisa menjiplak negara yang notabene adalah negara maju yang kaya akan kebudayaannya dan sumber dayanya.

Tapi terlepas dari itu semua, jangan kita ini mudah terpancing oleh mereka. Biarlah ini semua menjadi bahan introspeksi kita sebagai bangsa yang besar untuk lebih menghargai dan menjaga baik-baik kebudayaan asli Indonesia. Jangan sampai negara kita miskin lagi akibat ulah dari negeri jiran yang tak bertanggung jawab itu.

Sekian dulu dari saya. mohon maaf apabila kata-kata diatas dapat menyinggung anda semua.