What's Up.......!!!

hallo semua... selamat datang di blog gue. Bukan blog biasa yang isinya pasti (mungkin) bisa ngerubah hidup lo seutuhnya.
yawdah deh met menikmati aja hidangan yang udah gue sajiin bwt lo smua.....
NB: Maaf ye klo masih berantakan ^^

30 Agustus 2009

GANYANG MALAYSIA!!


Inilah kalimat yang sering kita dengar di media akhir-akhir ini. Dengan semangat nasionalisme yang membara, kita sebagai bangsa Indonesia siap berkorban sampai titik darah penghabisan demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI yang tercinta. Bagi sebagian orng, mungkin pernyataan ini sangatlah berlebihan. Namun, setelah apa yang telah bangsa kita alami dan apa yang telah bangsa kita terima karena kejadian tersebut, menjadi hal yang sangat wajar jika tindakan seperti itu harus dilakukan oleh bangsa Indonesia demi menjaga keutuhan bangsa.
Bagaiman tidak, negara tetangga yang selama ini dianggap sebagai saudara kita, Malaysia, tega menginjak-injak bahkan melecehkan harkat dan martabat Indonesia. Aksi Malaysia ini bukan hanya terjadi baru-baru ini saja, sejak zaman Bung Karno pun Malaysia sudah mulai nampak menunjukkan rasa ketidaksukaannya terhadap Indonesia. Aksi yng dikenal dengan "Ganjang Malaysia"(baca: ganyang Malaysia) pun mulai dikobarkan sebagai bentuk perlawanan bangsa kita terhadap Malaysia. Namun sayangnya, semangat Bung Karno yang sangat menjunjung tinggi nasionalisme itu, rupanya tidak mampu diteruskan oleh para pemimpin kita saat ini. Bahkan setelah zaman orde baru berakhir, harga diri bangsa ini semakin diinjak-injak oleh ketamakan dan kerakusan negeri jiran tersebut.

Dimulai dari masalah TKI yang setiap harinya dijadikan permainan oleh rakyat Malaysia, tidak henti-hentinya rakyat di sana memperlakukan warga kita dengan cara yang tidak manusiawi.
Bahkan pemerintah di sana seakan hanya diam saja dan mendukung aksi sadis yang dilakukan oleh sebagian rakyatnya. Begitu pula dengan para aparat kepolisian di sana, sama kejamnya, bahkan lebih sadis. Beredarnya video yang memperlihatkan bagaimana brutalnya aparat menyiksa seseorang yang diduga TKI, membuat rakyat Indonesia semakin panas.

Beda lagi dengan masalah perbatasan. Malaysia dengan rasa tak bersalah, telah berulang kali melanggar perbatasan yang merupakan wilayah kedaulatan NKRI. Dimulai dari lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan yang merupakan bagian dari wilayah Indonesia. Lalu, kasus Ambalat yang sampai saat ini masih menjadi bola panas bagi kedua negara. Beratus-ratus kali, negeri jiran tersebut dengan sengaja melanggar tapal batas negara tersebut. Dengan entengnya seribu alasan telah mereka berikan untuk menjatuhkan harga diri bangsa. Pemerintah Indonesia pun berulang-ulang kali memberikan mereka kesempatan yang sama dengan tidak bertindak tegas terhadap apa yang dilakukan oleh mereka. Pemerintah seakan dibius oleh kata maaf yang sering kali mereka ucapkan tanpa adanya perubahan yang berarti.

Satu lagi yang paling heboh adalah soal kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang diklaim sebagai kebudayaan mereka. Antara lain reog ponorogo, angklung, batik, wayang, tari pendet, lagu rasa sayange bahkan sampai es cendol pun diakuinya sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Maling, maling... memang pantas negara itu disebut. Bagaimana tidak, semua yang jelas-jelas kebudayaan kita telah dirampas, direbut, diambil semena-mena oleh negara "tetangga" tersebut. Dengan dasar negara serumpun, seolah menjadi alasan yang kuat bagi mereka untuk membela diri. Namun kita sebagai bangsa yang besar dan mempunyai harga diri di mata dunia, sudah sepantasnya mengangkat senjata dan mengacungkan badik, pertanda rakyat Indonesia tidak bisa diinjak, tidak bisa dilecehkan begitu saja oleh negara yang notabene umurnya jauh lebih tua dan lebih matang dari Indonesia.

Ini bukan provokasi bung! Ini adalah bentuk rasa nasionalisme kami terhadap NKRI. Jadi jangan salahkan kami kalau kami bertindak lebih dari ini.

Untuk pemerintah, tegaslah! Jangan sampai negara ini hancur dan terpecah belah akibat ulah dari negara tersebut. jangan sampai, negara yang susah payah mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah selama lebih dari 3,5 abad, kalah dari negara yang hanya mendapat kemerdekaan secara cuma-cuma alias gratis tanpa perjuangan yang lebih berarti.

Lagu Indonesia Raya dilecehkan, lagu Terang Bulan diambil untuk menjadi lagu kebengsaan mereka, kebudayaan lain pun ikut dicuri. Dasar negara yang yang tidak mempunyai kebudayaan dan jati diri, hanya bisa menjiplak negara yang notabene adalah negara maju yang kaya akan kebudayaannya dan sumber dayanya.

Tapi terlepas dari itu semua, jangan kita ini mudah terpancing oleh mereka. Biarlah ini semua menjadi bahan introspeksi kita sebagai bangsa yang besar untuk lebih menghargai dan menjaga baik-baik kebudayaan asli Indonesia. Jangan sampai negara kita miskin lagi akibat ulah dari negeri jiran yang tak bertanggung jawab itu.

Sekian dulu dari saya. mohon maaf apabila kata-kata diatas dapat menyinggung anda semua.

11 Agustus 2009

PENYERGAPAN SANG GEMBONG TERORIS


Sabtu, 8 Agustus 2009 merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Salah satu orang yang paling dicari di negeri ini diduga tewas saat tim Densus 88 berhasil menemukan tempat persembunyiannya di Temanggung, Jawa Tengah. Namun, setelah diselediki lebih lanjut, beberapa pihak mulai meragukan bahwa seseorang yang tewas itu adalah teroris nomor satu Noordin M. Top.

Awalnya saya meyakini bahwa sosok itu adalah Noordin M. Top. Namun setelah saya menyimak lebih lanjut mengenai informasi-informasi yang kian merebak di kalangan media, baik cetak maupun elektronik, saya mulai sangsi dan meyakini bahwa sosok tersebut bukanlah yang selama ini kita cari-cari.

7 alasan mengapa teroris yang tewas bukan Noordin M. Top :

  • Teroris menyebutkan namanya Noordin M. Top
  • Sendirian di dalam rumah, tanpa pengawalan seorangpun
  • Tidak ditemukan bom rompi bunuh diri atau bahan peledak
  • Lokasi persembunyian sudah pernah didatangi sebelumnya
  • Letak rumah persembunyian sulit untuk menyelamatkan diri
  • Kapolri belum mengumumkan teroris itu sebagai "Noordin M. Top"
  • Belum ada teman atau keluarga yang mengidentifikasi
Berdasarkan alasan diatas, saya mulai menduga itu bukan teroris yang sebenarnya dicari. Menurut sumber yang terpercaya, sosok yang tewas tersebut diduga adalah Reno, peracik bom handal dan dikenal sebagai pewaris ilmu sang guru, Dr. Azahari.

Melihat fakta tersebut, sudah sepantasnya kita sebagai warga negara Indonesia dengan sabar menunggu hasil tes DNA yang menentukan apakah sesosok pria yang tertembak itu adalah Noordin atau bukan. jangan sampai ada asumsi yang berlebihan tentang kejadian ini yang menyebabkan sesuatu hal yang tidak diinginkan.

18 Juni 2009

THE DARTZIENS

3
BOGGY SANG PENJAGA

"Mari ikut saya." kata Pak Iman. Dia beranjak dari tempat duduknya dan kemudian segera meninggalkan ruangan. Agus yang seakan masih tak percay kemudian mengikutinya dari belakang.
Pak Iman berjalan menuju koridor sekolah melewati ruangan demi ruangan yang penerangannya sudah mulai meredup. Agus terus mengikutinya dan mencoba meyesuaikan diri dengan langkah Pak Iman yang cepat. Mereka terus berjalan hingga ke ujung koridor dan berbelok ke kiri ke sebuah tempat yang gelap yang diketahui Agus sebagai gudang sekolah.
Pak Iman berhenti di depan pintu gudang dan diam sejenak seakan sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya, Pak Iman masuk diikuti Agus yang masih menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tempat tersebut sangatlah pengap. meja-meja dan kursi-kursi yang tak terpakai terlihat berantakan di sekelilingnya. Tempat yang tidak berpenghuni itu praktis menjadi rumah yang nyaman bagi para tikus dan kecoak yang terlihat berkeliaran mencari mangsa pada malam itu.
Pak Iman kemudian berjalan ke seberang ruangan menuju ke sebuah tempat yang lantainya seperti pintu tersembunyi di balik debu yang sangat tebal. Dia merunduk, memegangi pegangan pintu yang berwarna keemasan yang sudah terlihat berkerak dan perlahan membukanya.
Pintu itu terbuka lebar di hadapannya. Cahaya yang berasal dari dalamnya menyilaukan Pak Iman dan juga Agus yang sejak tadi mengamatinya. Tngga pualam terbentang di bawahnya, sebagai jalan menuju ke sebuah tempat yang sepertinya terletak di bawah tanah.
"Ayo kita pergi." kata Pak Iman. Belum sempat kakinya menginjak anak tangga, Agus yang masih heran menghentikannya.
"Tunggu! Sebenarnya kita mau kemana?" tanya Agus.
"Ikuti saja aku." kata Pak Iman, kemudian melangkahkan kakinya menuju anak tangga dan menuruninya, disusul Agus yang lagi-lagi masih tidak percaya atas apa yang dialaminya saat ini.
Mereka menuruni undakan demi undakan, menyusuri tangga yang sangat panjang berkelok-kelok tanpa putus. Tempat yang dilewati tangga tersebut sangatlah dalam. Terang obor yang ditancapkan di dinding batu di sekelilingnya, membuat suasana yang ditimbulkan semakin mencekam. Makhluk-makhluk kecil bersayap yang bergelantungan seperti kelelawar di sekelilingnya menambah ketegangan yang dirasakan oleh Agus. Dia mengerling ke salah satu makhluk tersebut, makhluk kecil bersayap lebar, bermata hijau dan kulitnya yang berbulu hitam memamncarkan aura yang sangat tidak wajar bagi Agus.
"Pak Iman, itu makhluk apa?" tanya Agus masih memerhatikan makhluk yang sepertinya sedang tidur nyenyak di antara bongkahan dinding berbatu yang diyakini Agus sebagai sarang mereka.
"Itu noubat." kata Pak Iman."Hewan asli Dartziens yang sering dibuat lauk dan menjadi favorit bangsa kami."
"Apa?! Lauk?? Apa saya tidak salah dengar?" kata Agus heran. Dia tidak menyangka bahwa makhluk yang dia anggap mengerikan itu ternyata menjadi makanan favorit rakyat Dartziens.
"Ya tentunya kamu tidak salah. Daging noubat sangatlah enak dan tulangnya lezat sekali. Kali ini kamu harus mencobanya." kata Pak Iman sambil tersenyum. Ini hal hal yang sangat mengejutkan bagi Agus karena untuk pertama kalinya Pak Iman bisa tersenyum lepas dihadapannya. Saat itu keaadan sudah mulai tampak mencair dan Agus pun secara bertahap mampu mengakrabkan diri dengannya. Suasana kondusif pun terbangun, Agus tampak mulai merasa nyaman dengannya dan begitu pula sebaliknya, Pak Imna pun terlihat sudah tidak malu-malu lagi mengeluarkan jati diri yng sebenarnya dihadapan Agus.
Mereka menyusuri undakan demi undakan yang sangat panjang tiada putus. Sudah tak terhitung lagi berapa meter persisnya posisi mereka sekarang dari permukaan tanah. Suasana semakin mencekam dengan hadirnya suara-suara kepakan sayap yang berasal dari noubat yang mulai beterbangan kesana kemari seakan terganggu akan kehadiran manusia di tempatnya.

bersambung...

20 Mei 2009

Narkoba selain Narkoba


Hello guys.. ketemu lagi deh ma w yang cuaem..
pasti smua pada bingung ya sama judul blog w kali ini. kalian smua mau tau ga apa arti "narkoba selain narkoba"? ehmmmm... ikuti trus yua..
narkoba memang sesuatu yang menggairahkan dan bikin smua orang ketagihan. tapi ada lagi loh sesuatu yang sifatnya sama kayak narkoba(ya ga mirip-mirip amat c) yaitu sesuatu yang memiliki medan kuat untuk menarik siapa saja yang memandangnya dan ini hanya ditujukan oleh para cwo-cwo loh. yaitu para kaum hawa...
kaum cewe selalu menjadi pusat perhatian kaum cowo. pasti ada aja faktor yang mempengaruhi sang cowo itu tertarik sama sang cewe, dari facenya, bodynya yang aduhai, ampe dari hatinya yang super lembut(walau ada c juga yang hatinya kasar kaya aspal). memang cewe itu ditakdirkan oleh sang kuasa untuk menemani para kaum adam yang kesepian dengan tujuan awalnya adalah untuk menemani Nabi Adam yang sedang bersedih karena ga punya temen (mungkin...) ga ada habisnya deh klo ngomongin spal cwe, apalagi yang diomongin ntu sesosok makhluk Tuhan yang paling sexy, ehmmm....
tapi jangan berlebihan juga dalam memperlakukan cwe, bagaimanapun juga dia kan juga manusia yang berhak di beri cinta dan kasih sayang. w bukannya ngajarin lo pada cwo", py y seenggaknya kita patut memperlakukan para kaum hawa sebagaimana semestinya.
ya boleh aja c kita mencicipi dikit nikmat duniawi itu, tapi cuma sedikit za loh. sebagai contoh boleh" ja kita sayang si dia, kita beri pelukan mesra dan penuh arti ke dia dan jangan lupa beri dia sedikit kecupan di bagian manapun (banyak juga boleh,^^)dengan catatan ada persetujuan di antara kedua belah pihak. intinya kita tuh sbagai kaum adam ga boleh nyakitin mereka sedikitpun, baik dalam rohani maupun jasmani.
Warning: si cwe juga jangan gampang jual diri. jaga sikapmu untuk masa depanmu.

sekian dulu deh.. duahhh...

18 Mei 2009

Misteri Crop Circle

Satu lagi fenomena aneh di dunia yang semakin menambah setumpukan penomena-penomena yang sulit untuk dipecahkan oleh akal sehat manusia bahkan ilmuwan sekalipun, yaitu Crop circle.

Crop Circle merupakan fenomena alam penuh misteri yang sekarang paling sering di jumpai.Sudah hampir 350 tahun semenjak kemunculannya pertamakali di Inggris pada tahun 1647, sampai sekarang belum ada jawaban yang pasti bagaimana cara mereka terbentuk.
Crop circle adalah suatu bentuk lingkaran dan bentuk bentuk lain seperti geometri (dan kebayakan berukuran besar/luas ), bahkan ada juga yang yang biasa ditemui membentuk citra mahkluk hidup seperti kalajengking,bunga matahari,Lebah,dll.diladang pertanian khususunya gandum. Di Inggris, Canada, Amerika, Australia dan Jepang, banyak ditemukan fenomena crop circle. Fenomena ini biasanya muncul di musim panas saat ladang pertanian ditumbuhi dengan tanaman.. Bentuk geometri itu kadang berupa lingkaran-lingkaran atau bisa juga berbentuk rangkaian gambar yang unik, yang menunjukkan bahwa pembuatnya adalam makhluk yang cerdas. Tapi, crop circle ini bukan dibuat oleh manusia berdasarkan berbagai bukti yang telah diselidiki oleh para ilmuwan. Lantas mahkluk apa seperti yang kurang kerjaan membuat semua ini???Crop circle banyak dijumpai di Inggris selatan.



Banyak yang mengkaitkan crop circle ini dengan kegiatan spiritual karena rangkaian bentuk geomtri yang terbentuk di ladang pertanian itu (gambar-gambar itu terbentuk dengan tanaman yang rebah / roboh). Menurut informasi yang ada, kemunculan fenomena crop circle ini sering disertai juga dengan pemunculan ufo yang berbentuk bola cahaya. Sebuah video yang berhasil merekam proses terjadinya sebuah crop circle (di oliver’s castle tahun 1996, lihat foto atas) menunjukkan bahwa sebuah crop circle terbentuk dalam waktu hanya sekitar 20 detik saja. Padahal besarnya mencapai puluhan meter. Fenomena ini bahkan diperkirakan telah muncul sejak ratusan tahun lalu. Sebuah ukiran pahatan kayu dari abad 17 yang dinamakan “Mowing Devil” menunjukkan ada makhluk yang dipercaya adalah setan, membuat kerusakan berupa lingkaran di ladang pertanian.



Kemunculannya di Rusia beberapa tahun yang lalu sangatlah menakjubkan,dimana mereka bermunculan silih berganti.Masyarakat sekitar yang melihatnya sungguh tidak mengerti,bagaimana cara mereka bisa terbentuk secepat itu.dalam kurun semalam saja,sekitar 6-7 crop circle dengan ukuran yang besar telah terbentuk dihamparan ladang gandum mereka.Yang membuat mereka semakin berdecak kagum adalah macam-macam bentuk dari crop circle itu sendiri,ada yang membentuk citra bunga matahari yang luar biasa indahnya.Sampai saat ini,banyak spekulasi dan pandangan mengenai peroses terbentuknya Crop Circle.Ada yang beranggapan fenomena tersebut memang dibuat oleh manusia,tapi ada pula yang beranggapan murni dari proses gejala alam. Avebury Trusloe, nr Beckhampton, Wiltshire. Reported 30th June 2006 spekulasi-spekulasi dan asumsi orang tentang crop circle Lingkaran aneh nan misterius di ladang gandum adalah fokus yang selalu menarik perhatian dan penelitian dari kalangan ilmuwan, dan hingga kini belum ada kesimpulan atas sebab terjadinya fenomena tersebut, saat ini terdapat 5 versi utama. Berikut penjelasannya…



  • Perbuatan manusia

Sebenernya sulit untuk percaya kalo ini perbuatan manusia. Cukup banyak yang beranggapan, bahwa apa yang disebut lingkaran ladang gandum itu tidak lebih dari perbuatan iseng seseorang. Menurut ilmuwan Anderro dari Inggris yang telah menyelidiki sekaligus meneliti fenomena tersebut selama 17 tahun lamanya, bahwa ada sekitar 80% lingkaran ladang gandum itu merupakan buatan manusia. Seorang warga Inggris pernah menuturkan kepada media massa, bahwa dia dan beberapa temannya adalah pembuat lingkaran ladang gandum di London, Inggris. Sebelumnya mereka telah mempersiapkan gambar desain, ketika gandum di ladang hampir matang, dengan sebuah paku panjang dipantakkan di ladang gandum, dan paku itu dijadikan sebagai pusatnya, selanjutnya, melingkari permukaan tanah dengan tali, lalu muncullah sebuah lingkaran ladang gandum. Masalahnya, apakah mungkin dia dapat membuat lingkaran tersebut dalam satu malam tanpa alat bantu yang memadai? lalu tujuan membuatnya untuk apa?



  • Medan magnet

Sebagian lingkaran aneh tersebut telah dikesampingkan kemungkinannya terjadi karena ulah manusia. Sebab struktur gambar mereka (lingkaran aneh) yang rumit, ukurannya yang besar, desain yang indah, sama sekali bukan hasil buatan manusia yang dapat dikerjakan dalam waktu semalam. Meskipun Anderro bersikeras mengatakan bahwa 80% lingkaran ladang gandum itu adalah buatan manusia, namun, dia juga yakin, bahwa 20% sisanya adalah pembentukan alami karena efek medan magnet bumi. Dalam medan magnet terdapat suatu daya gerak yang gaib, dapat menghasilkan suatu arus listrik, sehingga tanaman “berbaring datar” di atas permukaan tanah. Ahli terkait asal AS yakni Jeffery Walson telah meneliti 130 lebih lingkaran ladang gandum, dan didapati bahwa 90 % disekitar lingkaran aneh tersebut terdapat transformator yang berhubungan dengan kabel tegangan tinggi. Di bawah panjang garis keliling sepanjang 270 meter tersebut terdapat sebuah kolam, oleh karena di-airi, maka ion yang dikeluarkan tanah dari bagian dasar ladang gandum dapat menghasilkan elektrik negatif, sedangkan transformator yang dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi menghasilkan elekrik positif. Setelah elektrik negatif dan positif bersentuhan dapat menghasilkan energi magnet listrik, selanjutnya merobohkan gandum lalu membentuk lingkaran aneh. Namun demikian mereka belum bisa memberikan seluruh jawaban dari pertanyaan bagaimana bentuk-bentuk aneh itu dapat terbentuk? Apakah mungkin energi dapat berbentuk bunga atau kelajengking?

  • Angin Tornado

Menurut fisikawan dari Universitas Michigan, AS yakni Dr.Delon Smith, bahwa perubahan musim panas tidak menentu, angin tornado adalah sebab utama yang menyebabkan lingkaran aneh itu. Melalui risetnya dia mendapati, bahwa sejumlah besar lingkaran aneh di ladang gandum yang muncul di sisi gunung atau daerah yang berjarak 60-70 km dari gunung, dimana tempat seperti ini adalah tempat yang mudah sekali membentuk angin tornado. Tapi apakah angin tornado dapat membuat lingkaran dengan ketelitian tertentu tersebut?

  • Buatan makhluk luar angkasa Atau yang paling dikenal Aliens..

Banyak yang meyakini, bahwa sebagian besar lingkaran aneh di ladang gandum terbentuk dalam waktu satu malam, besar kemungkinan adalah hasil karya makhluk luar angkasa. Sejak 1990, fotografer Alexander mengatakan, dia melihat cahaya yang ganjil di ladang gandum, cahaya itu terbang kesana-kemari di antara kedua lingkaran aneh. Keberadaan alien di perut bebek liar di San Franscisco AS barangkali memperkuat dugaan ini.

  • Heterodoxy (pandangan sumbang)

Sejumlah orang percaya, bahwa di balik lingkaran ladang gandum terdapat berbagai macam kekuatan gaib, kaya segitiga bermuda gitu. Menurut dugaan ini, ada yang lantas menyebut lingkaran aneh itu sebagai “pemberitahuan bencana”, agar supaya menyebarkan pandangan sumbang yang meyimpang dari ajaran ortodoks. Mengapa lingakaran aneh tersebut kerap muncul disitu? Dan kini, lingkaran itu pernah muncul di ladang bunga matahari, Rusia, lantas kenapa bisa demikian? Mungkin kita hanya dapat menunggu ilmuwan untuk menyingkapnya lebih lanjut.

19 April 2009

THE DARTZIENS

2

RAHASIA YANG TERUNGKAP


Kegelapan Itulah yang baru dialami oleh Agus. Dia tertelungkup di bawah tempat tidurnya, matanya memandang kolong tempat tidurnya yang gelap. Dia bangun, dia memandang ke sekeliling seakan tak percaya apa yang baru saja dilihatnya. Dia tak menyangka ini hanya mimpi, ia baru saja menyaksikan kejadian yang luar biasa, tak masuk akal tapi nyata.

Dia merenungi mimpi itu, dia tahu dan yakin itu bukan mimpi biasa. Dia menganggap itu sebagai petunjuk untuknya. Petunjuk yang mengungkapkan segala rahasia yang selama ini tidak diketahuinya. Dia tak mau ambil resiko, tak ingin menceritakan kepada siapapun—termasuk Engkong Maman—tentang apa yang dialaminya.

Hari demi hari telah berlalu, tak terasa sudah 1 minggu lamanya Agus bebas dari mimpi-mimpi buruk sejak dia mengalami puncaknya yang membuat dia tahu apa tujuan mimpi tersebut datang tiap malamnya. Selama itu pula Agus tidak melihat Dinda, pujaan hatinya yamng menghilang begitu saja. Dia ingat ketika Dinda menangis di sampingnya dan mengacuhkannya begitu saja. Sekarang bukanlah yang dulu, Agus sudah mulai menyesali perbuatannya. Namun, Dinda pergi saat dia membutuhkannya., saat dia merasakan bahagia untuk pertama kalinya, sejak sadar dia sudah bebas dari segala beban yang menggelayutinya.

Dia kesepian tanpa adanya Dinda di sisinya, sampai pada akhirnya sahabatnya yang paling dekat memberitahunya.

“Woii Gus! Ada kabar gembira neh. Gua dapet informasi yang pasti bakal bikin lu seneng ampe mampus!” kata Sofyan dengan sangat antusias menyambar minuman di depan Agus yang baru dibelinya dari warung Bang Joni. Sofyan bergairah saat itu, dengan memakai seragam sekolahnya yang serba besar, dia terlihat seperti anak badak yang baru mendapatkan santapan untuk pertama kalinya. Dia berbadan besar dengan rambutnya yang hitam berminyak, tampak selalu rapi seperti orang yang ingin pergi ke acara pernikahan. Perutnya yang buncit, cukup muat untuk menaruh barang-barang bekas di dalamnya.

“Maksud lu ape?” Tanya Agus.

"maksud gua? Emangnya lu ga paham?” Tanya Sofyan lagi. Agus tak menjawab, sampai akhirnya Sofyan bicara lagi.

"Dinda, ini tentang Dinda Gus! Lu ga ngelupain dia kan?"
Hati Agus mencelos. Baru kali ini dia mendengar nama Dinda disebut di depannya.

“Dinda sekarang di Bandung. Di rumah mbahnya.”kata Sofyan tidak sabar. Dia sekarang meneguk minuman Agus sampai habis tak tersisa. Agus pun hanya bisa pasrah.

“Lu tau dari mana? Bukannya semua orang yang ada di sekolah ini pada ga tau, kan. Trus lu tau dari mana?” Tanya Agus penasaran.

“Dari Pak Iman—ya.”

“Pak Iman? Pak Iman penjaga sekolah maksud lu?” Agus sekarang menatap matanya dalam-dalam ke arah Sofyan. Dia percaya, Sofyan tak mungkin berbohong kepadanya.

“Tepat,” kata Sofyan. “Dia ngasih tau gua tadi, setelah gua bujuk dia abis-abisan karna gu tau sob, lu pasti perlu banget informasi ini.”

Agus mendekatkan duduknya. Dia sudah fokus untuk mendengarkan Sofyan. Dia sudah tak mendengar lagi hiruk-pikuk anak-anak yang ada di kantin.

“Begini,” kata Sofyan. “Kat Pak Iman, Dinda sekarang lagi pulang kampung, soalnya abangnya nikah di sono.”

“Kalo begitu, kenapa Dinda ga ngasih tau gua?”

“Emang lu siapanya sob? Mentang-mentang lu cowoknya, lu berhak tau tentang dirinya?”

“Bukan begitu,--“

“Sekarang begini, kalaupun omongan Pak Iman itu bener, Dinda pergi Cuma karna hal sepele, kenapa Dia ga mau kasih tau ke semua orang?”

Agus tak menjawab, Sofyan ada benarnya. Dinda tidak mungkin begitu saja pergi tanpa ada kabar. Informasi Pak Iman tak sepenuhnya benar, dia tahu Dinda seperi apa, setelah 1 tahun lamanya mereka berhubungan. Agus lalu mulai bicara.

“Jadi lu curiga sama Pak Iman?”

“Iya, gua curiga. Coba bayangin, si Iman, yang ga pernah deket sama sekali dengan Dinda, bisa tau keberadaan Dinda yang kita semua, di sekolah ini, ga pernah tau dia di mana sekarang.”

“Mungkin sebenarnya Pak Iman ada hubungannya, kali, sama Dinda. Kita kan ga tau.”

“Ga mungkin Gus. Lu tau sendiri kan, si Iman kaya’ gimana? Aneh, aneh banget. Dari segi fesyen aja dia jadul banget. Udah kaosnya dekil, robek-robek, yang dipake itu-itu mulu, warnanya item kaya’ orang pengen ngelayat aja. Celananya udah kaya’ karung goni, gombrong banget, dan yang paling aneh, kesukaannya sama yang namanya tikus. Segala macem tikus, dari tikus putih ampe tikus got, dia embat buat dipelihara" Sofyan dan Agus tertawa terbahak-bahak. Bel pun berbunyi tidak terasa jam istirahat telah usai. Agus dan Sofyan pun meninggalkan kantin dan menuju ke kelasnya masing-masing.

Sesampainya di kelasnya yang terletak di lantai 3, Agus menemukan sebuah kertas lusuh yang sudah berwarna kuning kecoklatan, terlipat dua di atas mejanya. Agus melihat di sekelilingnya, berharap ada yang melihatnya dan memberitahunya siapa yang mengirim surat itu kepadanya, namun sia-sia. Dia kemudian perlahan membuka lipatan kertas tersebut dan mulai membacanya.


Agus,

Malam ini jam 8, saya tunggu kamu di gerbang sekolah.

Wajib!!

Iman


Tulisannya yang sepeti anak TK, membuat Agus perlu waktu agak lama untuk mencerna kata demi kata yang dibacanya. Hati Agus mencelos, ketika tahu apa maksud dari surat itu. Dia tak menyangka, Pak Iman, sosok yang sama sekali tak dikenalnya, tiba-tiba menulis surat kepadanya.

Dia memikirkan itu semua, apa yang akan Pak Iman lakukan saat bertemu dirinya dan apa yang dia inginkan darinya yang jelas-jelas selama 2 tahun lamanya bersekolah di sini, dia tak pernah berurusan apapun dengannya.

Dia menyapu pandangannya ke ruang kelas yang saat itu ramai karena belum ada guru yang datang. Dia melihat ke sebelahnya, bangku yang tidak berpenghuni semenjak Dinda hilang tanpa kabar.Di seberang kiri, di sudut paling belakang, sekelompok siswa yang tergabung dalam Genk Kodok sedang asyik memainkan kodok baru mereka yang didapatnya dari kali belakang sekolah. Geng ini merupakan salah satu geng tenar di sekolah Doa Ibu. Walaupun kerjaannya hanya mengurusi kodok, mereka yang beranggotakan Didit, Eko, Budi, dan Mardi ini sering mendapatkan berbagai prestasi yang layak dibanggakan. Salah satunya pada bulan Januari 2009, mereka telah memecahkan rekor MURI sebagai kolektor kodok terbanyak dengan koleksi kodok mereka yang mencapai angka 1000.

Setelah puas mengamati Genk Kodok, mata Agus berpaling ke sosok pria kecil berambut cepak, yang hampir setiap 30 menit selalu izin ke kamar kecil. Pria itu bernama Dedi, yang oleh teman-teman dijuluki "Dedi Qo'bezer", meskipun banyak yang tidak tahu apa yang sebenarnya dia lakukan setiap kali ke kamar kecil.

Kepribadian teman-teman sekelasnya yang aneh dan unik membuat Agus merasa minder. Dia berpikir, dia tidak mempunyai ciri khas untuk bisa membuatnya terkenal di sekolah, dia juga tidak punya bakat khusus yang layak untuk dipamerkan ke khalayak ramai dan praktis dia hanya bisa berusaha lebih keras untuk meningkatkan prestasi akademiknya yang akhir-akhir ini menurun.


***


Waktu demi waktu dilalui Agus dengan rasa penasaran, tidak sabar menunggu malam tiba dan segera bertemu dengan Pak Iman. Agus merasa ada hal penting yang akan disampaikan olehnya, meskipun dia sendiri tidak tahu apa itu.

Akhirnya rembulan memancarkan sinarnya dan waktu sebentar menunjukkan angka 8. Agus pun bersiap-siap untuk menuju ke sekolah dengan sejuta pertanyaan yang menghampirinya. Dia segera menuju ke sebuah ruangan yang pengap, yang terletak di sebelah kanan rumahnya. Ruangan tersebut sepertinya tidak pernah tersentuh oleh pemiliknya dan penerangan pun hanya sebatas lampu kecil di tengah-tengah langit-langit yang sudah redup. Agus kemudian menuju ke sudut ruangan yang dipenuhi sarang laba-laba dan mulai mengambil sepeda kumbang yang sudah sangat tua. Sepeda itu kepunyaan Engkong Maman yang sudah diwariskan kepada Agus, namun tidak pernah dipakainya karena menurutnya sepeda itu sudah tak layak pakai dan kemudian Agus mengeluarkannya dari gudang dan segera bergegas pergi ke sekolah.

Malam itu sangat dingin bagi Agus yang pada saat itu hanya mengenakan sweater garis-garis berwarna putih yang hampir setiap hari dipakainya. Agus masih belum terbiasa saat itu, mengendarai sepeda tua yang belum pernah disentuh sebelumnya membuat dia merasakan sensasi yang luar bisa dibandingkan dengan setiap harinya dia berjalan kaki ke sekolah yang berjarak sekitar 2 km dari rumahnya.

Hampir 5 menit berlalu, Agus sampai di depan gerbang sekolah. Jantungnya berdegup kencang seiring dengan dinginnya malam, dan suasana yang gelap dan sunyi kemudian menyempurnakannya.

Di depan gerbang, berdiri beku sesosok manusia yang sepertinya sedang menanti kedatangan tamu istimewanya.

"Agus Iskandar." kata Pak Iman dengan suara paraunya. Dia tampak menakutkan dengan memakai jubah hitam yang sudah lusuh dan terlihat tambalan sana-sini. Dia terlihat agak berwibawa dengan rambut hitamnya yang panjang tidak terawat, wajahnya yang berewokan terkesan seperti preman kampung yang setiap harinya beroperasi di Kampung Rambutan.

Hati Agus mencelos, ketika seseorang yang tidak dikenalnya tba-tiba memanggilnya dengan lengkap. Dengan gugup dia mencoba memakirkan sepedanya dan perlahan mendekatinya.

"Dari....mana...anda--ehh--bapak tau?" kata Agus gugup.

Pak Iman tidak menjawab. Dia membelakangi Agus dan berjalan melewati pintu gerbang yang terbuka menuju posnya yang terletak di sisi kiri gerbang. Agus mengikutinya, namun tiba-tiba di depan pos Pak Iman berhenti.

"Tunggu. Silahkan kamu duluan yang masuk." kata Pak Iman.

"Eh--iya..." kata Agus lalu segera masuk ke dalam mendahului Pak Iman. Agus pun duduk di kursi di sebelahnya tanpa disuruh, diikuti Pak Iman yang duduk di hadapannya.

"Agus, saya ingn kamu tau." kata Pak Iman.

"Tau apa?" tanya Agus penasaran.

"Sesuatu yang selama ini kamu tidak tau."

"Maksud bapak?"

"Sesuatu yang sang dirahasiakan."

"Maaf--"

"Sesuatu yang sangat besar--,"

"Tunggu," kata Agus memotong. "Tunggu dulu, saya tidak mengerti apa yang bapak katakan. apa yang sebenarnya yang ingin bapak sampaikan ke saya?"

"Sangat penting."

"Sangat penting?"

"Sangat penting bagimu. Sesuatu yang--,"

"Cukup!!!" Agus berdiri dari tempat duduknya. "Saya tidak mengerti! Saya mohon bapak tidak membuang waktu saya."

"Akan saya buat mengerti. Duduklah." kata Pak Iman tenang. Emosi Agus mulai mereda dan perlahan dia duduk kembali ke kursinya.

"Jadi, apa yang akan bapak sampaikan?" kata Agus mencoba tenang.

"Tentang kamu, keluarga kamu yang sebenarnya."

"Keluarga saya?"

"Orang tua kamu. Ya, orang tua kamu masih hidup."

"Tapi kenapa--kenapa bapak bisa tau orang tua saya?"

"Saya mengenalnya. Kami satu bangsa." Agus terdiam, dia masih tidak mengerti, sampai akhirnya Pak Iman melanjutkan.

"Bangsa kami berbeda dengan bangsa kalian." kata Pak Iman. "Bangsa Dartziens, bangsa yang tersembunyi. Bangsa yang tidak boleh seorangpu tau tentang keberadaannya."

"Tapi kenapa bapak memberitahu saya?"

"Karena kamu termasuk, Gus. Semua keluargamu termasuk di dalamnya."

Jantung Agus berdegup semakin kencang Dia tak berdaya, ketika tahu siapa dia sebenarnya. Dari bangsa yang berbeda.... Dari bangsa yang berbeda.... Kalimat tersebut terus bergema dalam benaknya.



***

07 April 2009

THE DARTZIENS

1
MIMPI YANG DI TAKUTI

Di suatu daerah di Jakarta, di perkampungan kumuh yang dikelilingi oleh bau sampah yang menyengat. seperti itulah kiranya gambaran lingkungan sekitar yang di diami oleh Agus. Pria yang berkulit putih, kurus, dan jangkung ini tinggal bersama Engkong Maman yang merupakan kakeknya. Engkong Maman berwajah seram, rambutnya putih jarang disisir, dia tampak gagah walaupun terlihat dirinya tak mampu membawa tubuhnya yang kurus sendiri sampai-sampai dia memakai tongkat un tuk menumpu tubuhnya.
Hampir 17 tahun lamanya Agus tinggal bersama kakeknya. Ayah dan ibunya sudah meninggal ketika usianya baru 1 tahun, meskipun dia tampaknya tak begitu yakin karena dia menganggap ucapan Engkong Maman terhadapnya tentang Ayah dan ibunya hanya berusaha menutup-nutupi apa yang terjadi sebenarnya. Itu terjadi terjadi saat Agus selalu dihantui oleh mimpi aneh tentang keberadaan orang tuanya.
Dia melihat kedua orang tuanya menuju ke sebuah kastil aneh yang sangat gelap. Kastil tersebut terdapat banyak pintu yang tak terhitung jumlahnya.Kastil itu juga dikelilingi oleh sungai yang airnya sangat jernih dibandingkan sungai Ciliwung.
Ayah dan ibunya melewati sungai itu dengan menyeberangi jembatan raksasa yang menghubungkannya menuju pintu utama. Keduanya terlihat aneh memakai jubah hitam panjang yang terjulur sampai bawah menutupi telapak kaki. Sang ayah memakai caping berwarna putih dengan gambar seekor gajah jingkrak merah ditengahnya. Seadngkan sang ibu, sama seperti ayahnya, namun rambutnya yang hitam berkilau dibiarkan terurai sampai bahu. Agus yang melihat dari kejauhan, di bawah pohon beringin yang sangat tua, lalu ingin mengikutinya secara diam-diam. Namun...
TIDAKKKK!!!!
Agus terlonjak dari tidurnya. Dilihatnya sesosok bayangan Engkong Maman yang berusaha mengakhiri malam-malam yang sangat menegangkan baginya.
"Kenape lu Tong? Ade ape?" tanya Engkong Maman.
Di depannya, Agus berusaha menceritakan secara rinci bagaimana mimpi itu menghantuinya setiap malam dan berharap Engkong mengerti apa yang diucapkannya.
"Jadi, ape arti dari smue ni Kong?Ape bener nyak babe masih idup?" kata Agus.
Mendengar ini, wajah Engkong Maman mendadak sangat seram, garis-garis keriputnya terlihat jelas. Sekilas monster dalam dirinya muncul memperingatkan Agus.
"Ah...Engkong ga... Ga usah dibahas lagi!" gertak Engkong Maman.
"Tapi..."
"Inget Gus, gua bilangin lu ga usah nanya-nanya itu lagi di depan gua. Itu bukan urusan lu!" kata Engkong Maman melengking, lalu segera meninggalkan Agus yang masih bingung akan tngkahnya.
Kenape? ade ape dengan Engkong?ape Engkong tau semuanye?kenape die ga mau kasih tau aye kalo emang bener ntu semue?
Beribu-ribu pertanyaan muncul dalam benaknya yang membuatnya ingin sekali menyelidikinya. Namun tidak sekarang, banyak hal yang harus dia kerjakan sekarang daripada memikirlan hal-hal yang menurutnya sulit untuk diungkapkan.
Langit tampak cerah pagi ini, namun tak secerah apa yang dialami oleh Agus. Agus masih memikirkan tingkah laku Engkongnya tadi subuh. Dia yakin bahwa Engkongnya tahu apa yang dia tidak tahu selama ini dan dia harus mencari tahu akan hal itu.
Di sekolah pun Agus tak ingin banyak bicaradan itu membuat teman-temannya heran bukan kepalang.
"Kenapa Gus?keliatannya murung amat, ada masalah?" tanya seorang gadis, duduk di bangku disebelah Agus yang terletak di sudut kanan kelas paling belakang. Gadis cantik itu berambut hitam panjang sebahu dan dari wajahnya memancar sinar kehangatan dan kelembutan bagi siapa saja yang melihatnya.
"Apa?" kata Agus, terbangun dari lamunannya.
"Iya, kenapa?"
"Aku...aku--ga ada, ga ada apa-apa." kata Agus ragu. Dia tak tahu harus bilang apa, memberitahunya segala apa yang dia alami, sepertinya terlalu mengambil resiko yang berat. Dia ingin menyimpannya sendiri masalahnya, terlalu egois memang, tapi dia yakin dia bisa memecahkannya.
"Aku tau, kamu lagi ada masalah, tapi kamu jangan gitu dong, bagaimanapun aku kan pacar kamu." bujuk gadis itu.
"Aku ga ada apa-apa Dinda, kamu jangan berlebihan gitu, walaupun kamu pacar aku, aku berhak punya rahasia, rahasia yang ga boleh seorangpun tau, termasuk kamu!" kata Agus jengkel.
Diam sejenak, Agus memperhatikannya, air mata Dinda mengalir ke pipinya, melewati dagunya lalu jatuh di atas roknya yang berwarna abu-abu. Dia tak tega, melihat kekasihnya sedih disisinya, dia ingin memeluknya dan menyeka air matanya, tapi tak bisa. Di satu sisi dia tak ingin masalahnya terungkap begitu saja ke orang lain, di sisi lain dia tak ingin melukai hati Dinda.
Agus meninggalkannya. Pilihan itu muncul begitu saja setelah dia tak yakin akan apa yang harus dia perbuat. Dinda sendirian, terpaku di tempat duduknya dan wajahnya menyandar ke meja, menutup matanya yang berair dengan lengannya.
Malam harinya, Agus terbaring di tempat tidurnya, memandang langit-langit kamar tidurnya, memikirkan kejadian-kejadian yang telah berlalu hari ini. Mimpi yang selalu menghantuinya, Dinda yang menangis di sisinya dan meninggalkannya begitu saja, semuanya membekas dalam pikirannya, membuatnya gelisah, belum lagi mimpi itu, yang diprediksi Agus akan muncul lagi menghiasi tidurnya. Dia tak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mencegah mimpi itu datang lagi dalam angan-angannya, menghilangkannya dalam ingatan dan memikirkan hal yang indah-indah--dalam hal ini Dinda-- merupakan solusi yang terbaik. Dia mencobanya, namun sia-sia, sampai akhirnya kegelapan membawanya ke tempat yang sudah tak asing lagi baginya.
Di suatu tempat yang gelap, dengan udara malam yang sangat dingin, Agus berdiri di sana di jalan kecil disinari cahaya bulan. Di sebelah kanan dan kirinya dibatasi semak rendah yang tumbuh liar. Di ujung jalan, Agus melihat setitik cahaya putih yang menyilaukan. Seakan itu tujuannya, Agus bergegas menuju sumber cahaya tersebut, semakin dekat semakin menyilaukan dan cahaya tersebut masuk ke dalam tubuhnya, menusuk rusuknya hingga akhirnya dia tak sadarkan diri.
Beberapa lama berselang, dia perlahan membuka matanya. Dia berbaring menelungkupmembiarkan hawa dingin menyerangnya tanpa ampun. Dia sadar dengan sakit yang amat luar biasa di sekujur tubuhnya, hidungnya berdarah, tangan dan kakinya membeku seketika, dan dadanya sakit saat mencoba mendirikan tubuhnya. Wajahnya yang pucat menjadi pertanda bahwa dia sendiri telah mengalami ketakutan yang luar biasa dalam dirinya.
Sekuat tenaga dia mencoba berdiri dengan tangan dan kakinya yang kaku. Dia berhasil mengimbangi dirinya sendiri, menahan sekuat tenaga akan sakit yang dia alami. Matnya yang mulai terbiasa melihat sekelilingnya dimana dia berada dan dia sadar, dia sudah berada di tempat yang berbeda.
Tepatnya di jalan setapak yang diterangi lampu neon di atasnya, di kanan kirinya terdapat sebaris rumah kecil yang gelap tak ada penerangan. Dia berjalan terhuyung-huyung melewati rumah-rumah yang tampaknya sudah tua dan tak berpenghuni.
"TIDAKKK!!!!"
Hati Agus tersentak. Dia mendengar teriakan dari salah stu rumah yang baru saja dilewatinya. Jantung Agus berdegup kencang, dia tak menyangka ternyata masih ada manusia selain dia yang ada di tempat itu. Dengan rasa penasaran, dia mencoba mundur dan mendekati rumah yang sepertinya menjdi sumber suara.
"Tidak Charlie, aku tidak mau!" kata seorang gadis sambil menangis. Dia terlihat anggun memakai piyama berwarna biru laut dengan rambut hitamnya yang panjang terurai. Dia sedang duduk di bangku berlengan yang sudah reyot, menangis tersedu-sedu, namun aura kecantikannya masih memancar di wajahnya yaipenuhi air mata.
"Mayna, kumohon,biarlah anak itu tinggal di sini. Itu demi kebaikan kita bersama. Dia perlu tau siapa dia, darimana dia berasal." kata seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan gadis, memohon gadis agar mau menerima usulannya. Laki-laki itu berbadan tegap, tinggi, memakai jubah hitampanjangyang terjulur sampai bawah. Dia berambut ikal dihiasi denga uban sana sini, alisnya tebal dan hidungnya mancung.
"Please Mayna, izinkan aku membawanya ke sini, dia harus tau, dia harus tau!" kata Charlie
"Baiklah," kata Mayna "tapi, aku tak mau dia ada mengikuti jejakku dan juga Farcal. Aku ingin dia baik, seperti kakeknya."
"Oke, aku akan bawa dia di pihakku. Tapi, apakah dia berhak--?"
"Tidak! dia tak boleh tau tentang ini. Aku takut..." Mayna menangis tersedu-sedu, dia tak kuat menahannya.
Hati Agus mencelos, Dia tahu. Dia tahu semuanya. Namun tiba-tiba kabut tebal menyelimutinya, kegelapan mulai menyerangnya dan dia membuka matanya.

***